Sumber :
الدفاع في الرد على أهل البدع
Menolak Pendapat Para Pelaku Bid'ah
Halaman : 211
Penyusun : Forum Santri Sunniyah Salafiyah Pasuruan
Penerbit : PT. NABAWIY MEDIA
Cetakan pertama : Syawwal 1433 H/ September 2012
KEKALNYA AKHIRAT
Allah SWT berfirman:
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ ـ ١٠٦ ـ
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ـ١٠٧ ـ
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا
دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۖ عَطَاءً
غَيْرَ مَجْذُوذٍ ـ ١٠٨ ـ
"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka.
Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih).
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana
terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia,
maka tempatnya di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama ada
langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain) sebagai
karunia yang tidak ada putus-putusnya." (QS. Hud : 106-108)
MEREKA BERKATA
Pada ayat di atas disebutkan bahwa kekekalan surga dan neraka
hanyalah seumur langit dan bumi. Ini menunjukkan bahwa surga dan neraka
tidak abadi, karena pada akhirnya keduanya akan mengalami kehancuran
seperti halnya langit dan bumi. Ini sesuai dengan firman Allah SWT:
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ ـ ٨٨ ـ
"Bahwa semua selain Allah akan hancur." (QS. Al-Qashash : 88)
Ayat ini dan juga ayat di atas dengan jelas memastikan bahwa segala
sesuatu, termasuk surga dan neraka, pasti akan hancur dan hanya Allah
saja yang kekal selama-lamanya.
KAMI MENJAWAB
Kekekalan akhirat adalah keyakinan pokok yang terpatri dalam dada
setiap mukmin. Mereka meyakini bahwa surga dan neraka merupakan tempat
yang kekal dan tidak akan berakhir. Keyakinan ini memiliki dasar yang
kuat.
Banyak sekali ayat maupun hadits yang menunjukkan bahwa surga dan neraka adalah kekal adanya.
Di antaranya adalah firman Allah SWT:
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ
وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ـ ٢٦ ـ
وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا
وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ ۖ
كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ
أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ـ ٢٧ ـ
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga)
dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak
(pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang
setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang
pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan
kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni
neraka. Mereka kekal di dalamnya." (QS. Yunus : 26-27)
Makna ayat ini cukup jelas, bahwa penduduk surga maupun neraka akan kekal di dalamnya.
Sedangkan salah satu hadits yang menetapkan kekekalan surga dan
neraka adalah hadits shohih, termasuk di dalamnya tentang
"penyembelihan" (diakhirinya) kematian.
Perhatikan hadits berikut ini :
عن ابن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم { إذا صار أهل
الجنة إلى الجنة وأهل النار إلى النار جيء بالموت حتى يجعل بين الجنة
والنار ثم يذبح ثم ينادي مناد يا أهل الجنة لا موت و يا أهل النار لا موت
فيزداد أهل الجنة فرحا إلى فرحهم ويزداد أهل النار حزنا إلى حزنهم}
Dari Ibnu Umar berkata, Rosulullah shollallohu alaihi wasallam
bersabda : "Jika ahli surga telah masuk ke dalam neraka dan ahli neraka
telah masuk ke dalam neraka, didatangkanlah al-maut (kematian) sampai
tempat di antara surga dan neraka, kemudian disembelih. Lalu akan
memanggil seorang penyeru: "Wahai penduduk surga, tidak ada (lagj)
kematian. Wahain penduduk neraka, tidak ada (lagi) kematian. Maka
penduduk surga bertambah gembira di atas kegembiraan mereka, dan
penduduk neraka bertambah sedih di atas kesedihan mereka." (HR.
Bukhory).
Ayat-ayat dan hadits-hadits sejenis yang menerangkan mengenai
kekalnya surga dan neraka sangat banyak dan tidak bisa disebutkan di
sini satu per satu.
Semua dalil-dalil ini ditambah perkataan para ulama yang mu'tabar
(kredibel) dan menjurus pada satu kesimpulan, bahwa akhirat adalah kekal
dan tidak akan berakhir.
Adapun mengenai Firman Allah SWT:
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ ـ ١٠٦ ـ
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ـ ١٠٧ ـ
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا
دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۖ عَطَاءً
غَيْرَ مَجْذُوذٍ ـ ١٠٨ ـ
"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka.
Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih).
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana
terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia,
maka tempatnya di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama ada
langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sebagai
karunia yang tiada putusnya." (QS. Hud : 106-108)
Ayat-ayat ini tidak dimaksudkan untuk menafikan kekekalan surga dan
neraka, dan justru merupakan dalil mengenai kekalnya surga dan neraka.
Di dalam ayat ini disebutkan bahwa penduduk surga dan neraka bersifat خالدين فيها (kekal di dalamnya).
Adapun definisi خلد ـ يخلد dalam bahasa arab adalah: دوام البقاء في
دار لا يخرج منها (terus menetap dalam suatu tempat dan tidak keluar dari
situ). Oleh karena itulah, maka akhirat disebut sebagai دار الخلد
karena kekalnya penghuni surga di dalamnya.
Ungkapan ما دامت السماوات والأرض (mereka kekal di dalamnya selama
ada langit dan bumi) tidak berarti bahwa akhirat itu seumur langit dan
bumi. Justru perkataan seperti ini merupakan ungkapan yang biasa dipakai
oleh orang-orang arab untuk mengungkapkan keabadian. Ketika kita
mensifati sesuatu dengan kekekalan, biasanya orang arab akan mengatakan:
هذا دائم دوام السموات والأرض
"Ini kekal seperti kekalnya langit dan bumi"
Yang mereka maksudkan adalah kekal selamanya, bukan hanya seumur langit dan bumi.
Karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa arab, maka dalam ayat ini
Allah menggunakan ungkapan yang biasa digunakan dalam bahasa mereka.
Jadi makna firman Allah:
خالدين فيها ما دامت السموات والأرض
"mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi"
tidak berarti akhirat hanya seumur langit dan bumi, tetapi merupakan penetapan kekalnya mereka di dalamnya untuk selama-lamanya.
Beberapa ulama tafsir mengatakan bahwa maksud dari langit dan bumi
dalam kata-kata ما دامت السموات والأرض (mereka kekal di dalamnya selama
ada langit dan bumi) bukanlah langit dan bumi yang ada di dunia ini,
tetapi langit dan bumi akhirat, karena pada Hari Kiamat langit dan bumi
akan digantikan dengan langit dan bumi yang lain.
Allah berfirman:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ ـ ٤٨ ـ
"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikin pula) langit .. " (QS. Ibrahim : 48)
Karena akhirat kekal, maka tentu langit dan bumi yang ada di akhirat pun kekal adanya.
Setelah kita tahu mengenai kekalnya akhirat, tersisa satu pertanyaan
yakni firman Allah SWT: إلا ما شاء ربك yang berarti kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain). Secara dhohir kata-kata ini menunjukkan
bahwa mereka akan kekal di dalan surga dan neraka, kecuali jika Allah
menghendaki yang lain. Dengan begitu, maka seakan-akan kekekalan akhirat
bukanlah hal yang pasti.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa dalam ayat 106-107 Surat Hud,
yang dimaksud dengan pengecualian disini adalah bahwa penghuni neraka
akan kekal di dalamnya kecuali mereka yang Allah kehendaki untuk
dikeluarkan dari neraka dari golongan orang-orang mu'min yang melakukan
ma'shiat.
Sedangkan makna pengecualian dalam ayat 108 Surat Hud, bahwa
penduduk surga akan kekal disurga setelah dikurangi masa yang Allah
kehendaki bagi mu'min yang melakukan ma'shiat untuk menetap di neraka.
Sebagian ahli tafsir lain mengatakan bahwa maksud firman Allah إلا
ما شاء ربك yang berarti kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain),
adalah jika Allah menghendaki untuk tidak menjadikan mereka kekal, maka
itu adalah hal mudah. Akan tetapi yang dikehendaki oleh Allah adalah
kekekalan mereka di dalam surga atau neraka.
Begitu pula maksud dari ayat 88 Surat Al-Qoshosh, tidaklah berarti
segala sesuatu pasti akan hancur jika Allah menghendakinya. Pada
kenyataanny ada beberapa hal yang Allah kehendaki untuk kekal dan tidak
mengalami kehancuran, seperti: surga, neraka, arsy, kursy, ruh, dan
lain-lain yang telah ditetapkan untuk kekal. Ada juga yang berpendapat
bahwa maksud ayat ini adalah, bahwa segala sesuatu akan musnah kecuali
amal yang dikerjakan karena Allah.
Sekarang jadi jelas bagi kita bahwa akhirat adalah kekal. Ayat-ayat
yang mereka gunakan untuk menafikan kekekalan akhirat sama sekali tidak
tepat sasaran.
Sumber : https://www.facebook.com/notes/ibnu-al-ihsany/kekalnya-akhirat/10151552001336527
Semoga Bermanfaat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Welcome In Muda Rukun- Mudi Abadi Demangan Site...