Monday, July 22, 2013

KEKALNYA AKHIRAT

Sumber :
الدفاع في الرد على أهل البدع
Menolak Pendapat Para Pelaku Bid'ah
Halaman : 211
Penyusun : Forum Santri Sunniyah Salafiyah Pasuruan
Penerbit : PT. NABAWIY MEDIA
Cetakan pertama : Syawwal 1433 H/ September 2012

KEKALNYA AKHIRAT

Allah SWT berfirman:

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ ـ ١٠٦ ـ
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ـ١٠٧ ـ
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۖ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ ـ ١٠٨ ـ

"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka. Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain) sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya." (QS. Hud : 106-108)

MEREKA BERKATA

Pada ayat di atas disebutkan bahwa kekekalan surga dan neraka hanyalah seumur langit dan bumi. Ini menunjukkan bahwa surga dan neraka tidak abadi, karena pada akhirnya keduanya akan mengalami kehancuran seperti halnya langit dan bumi. Ini sesuai dengan firman Allah SWT:

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ ـ ٨٨ ـ

"Bahwa semua selain Allah akan hancur." (QS. Al-Qashash : 88)

Ayat ini dan juga ayat di atas dengan jelas memastikan bahwa segala sesuatu, termasuk surga dan neraka, pasti akan hancur dan hanya Allah saja yang kekal selama-lamanya.

KAMI MENJAWAB

Kekekalan akhirat adalah keyakinan pokok yang terpatri dalam dada setiap mukmin. Mereka meyakini bahwa surga dan neraka merupakan tempat yang kekal dan tidak akan berakhir. Keyakinan ini memiliki dasar yang kuat.
Banyak sekali ayat maupun hadits yang menunjukkan bahwa surga dan neraka adalah kekal adanya.
Di antaranya adalah firman Allah SWT:

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ـ ٢٦ ـ
وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ ۖ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ـ ٢٧ ـ

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya." (QS. Yunus : 26-27)

Makna ayat ini cukup jelas, bahwa penduduk surga maupun neraka akan kekal di dalamnya.

Sedangkan salah satu hadits yang menetapkan kekekalan surga dan neraka adalah hadits shohih, termasuk di dalamnya tentang "penyembelihan" (diakhirinya) kematian.

Perhatikan hadits berikut ini :
عن ابن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم { إذا صار أهل الجنة إلى الجنة وأهل النار إلى النار جيء بالموت حتى يجعل بين الجنة والنار ثم يذبح ثم ينادي مناد يا أهل الجنة لا موت و يا أهل النار لا موت فيزداد أهل الجنة فرحا إلى فرحهم ويزداد أهل النار حزنا إلى حزنهم}

Dari Ibnu Umar berkata, Rosulullah shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Jika ahli surga telah masuk ke dalam neraka dan ahli neraka telah masuk ke dalam neraka, didatangkanlah al-maut (kematian) sampai tempat di antara surga dan neraka, kemudian disembelih. Lalu akan memanggil seorang penyeru: "Wahai penduduk surga, tidak ada (lagj) kematian. Wahain penduduk neraka, tidak ada (lagi) kematian. Maka penduduk surga bertambah gembira di atas kegembiraan mereka, dan penduduk neraka bertambah sedih di atas kesedihan mereka." (HR. Bukhory).

Ayat-ayat dan hadits-hadits sejenis yang menerangkan mengenai kekalnya surga dan neraka sangat banyak dan tidak bisa disebutkan di sini satu per satu.
Semua dalil-dalil ini ditambah perkataan para ulama yang mu'tabar (kredibel) dan menjurus pada satu kesimpulan, bahwa akhirat adalah kekal dan tidak akan berakhir.

Adapun mengenai Firman Allah SWT:

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ ـ ١٠٦ ـ
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ـ ١٠٧ ـ
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۖ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ ـ ١٠٨ ـ

"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka. Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sebagai karunia yang tiada putusnya." (QS. Hud : 106-108)

Ayat-ayat ini tidak dimaksudkan untuk menafikan kekekalan surga dan neraka, dan justru merupakan dalil mengenai kekalnya surga dan neraka.
Di dalam ayat ini disebutkan bahwa penduduk surga dan neraka bersifat خالدين فيها (kekal di dalamnya).
Adapun definisi خلد ـ يخلد dalam bahasa arab adalah: دوام البقاء في دار لا يخرج منها (terus menetap dalam suatu tempat dan tidak keluar dari situ). Oleh karena itulah, maka akhirat disebut sebagai دار الخلد karena kekalnya penghuni surga di dalamnya.

Ungkapan ما دامت السماوات والأرض (mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi) tidak berarti bahwa akhirat itu seumur langit dan bumi. Justru perkataan seperti ini merupakan ungkapan yang biasa dipakai oleh orang-orang arab untuk mengungkapkan keabadian. Ketika kita mensifati sesuatu dengan kekekalan, biasanya orang arab akan mengatakan:

هذا دائم دوام السموات والأرض
"Ini kekal seperti kekalnya langit dan bumi"

Yang mereka maksudkan adalah kekal selamanya, bukan hanya seumur langit dan bumi.
Karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa arab, maka dalam ayat ini Allah menggunakan ungkapan yang biasa digunakan dalam bahasa mereka.
Jadi makna firman Allah:
خالدين فيها ما دامت السموات والأرض
"mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi"
tidak berarti akhirat hanya seumur langit dan bumi, tetapi merupakan penetapan kekalnya mereka di dalamnya untuk selama-lamanya.

Beberapa ulama tafsir mengatakan bahwa maksud dari langit dan bumi dalam kata-kata ما دامت السموات والأرض (mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi) bukanlah langit dan bumi yang ada di dunia ini, tetapi langit dan bumi akhirat, karena pada Hari Kiamat langit dan bumi akan digantikan dengan langit dan bumi yang lain.
Allah berfirman:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ ـ ٤٨ ـ
"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikin pula) langit .. " (QS. Ibrahim : 48)
Karena akhirat kekal, maka tentu langit dan bumi yang ada di akhirat pun kekal adanya.

Setelah kita tahu mengenai kekalnya akhirat, tersisa satu pertanyaan yakni firman Allah SWT: إلا ما شاء ربك yang berarti kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Secara dhohir kata-kata ini menunjukkan bahwa mereka akan kekal di dalan surga dan neraka, kecuali jika Allah menghendaki yang lain. Dengan begitu, maka seakan-akan kekekalan akhirat bukanlah hal yang pasti.

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa dalam ayat 106-107 Surat Hud, yang dimaksud dengan pengecualian disini adalah bahwa penghuni neraka akan kekal di dalamnya kecuali mereka yang Allah kehendaki untuk dikeluarkan dari neraka dari golongan orang-orang mu'min yang melakukan ma'shiat.

Sedangkan makna pengecualian dalam ayat 108 Surat Hud, bahwa penduduk surga akan kekal disurga setelah dikurangi masa yang Allah kehendaki bagi mu'min yang melakukan ma'shiat untuk menetap di neraka.

Sebagian ahli tafsir lain mengatakan bahwa maksud firman Allah إلا ما شاء ربك yang berarti kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain), adalah jika Allah menghendaki untuk tidak menjadikan mereka kekal, maka itu adalah hal mudah. Akan tetapi yang dikehendaki oleh Allah adalah kekekalan mereka di dalam surga atau neraka.

Begitu pula maksud dari ayat 88 Surat Al-Qoshosh, tidaklah berarti segala sesuatu pasti akan hancur jika Allah menghendakinya. Pada kenyataanny ada beberapa hal yang Allah kehendaki untuk kekal dan tidak mengalami kehancuran, seperti: surga, neraka, arsy, kursy, ruh, dan lain-lain yang telah ditetapkan untuk kekal. Ada juga yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah, bahwa segala sesuatu akan musnah kecuali amal yang dikerjakan karena Allah.

Sekarang jadi jelas bagi kita bahwa akhirat adalah kekal. Ayat-ayat yang mereka gunakan untuk menafikan kekekalan akhirat sama sekali tidak tepat sasaran.


Sumber : https://www.facebook.com/notes/ibnu-al-ihsany/kekalnya-akhirat/10151552001336527

Semoga Bermanfaat

No comments:

Post a Comment

Welcome In Muda Rukun- Mudi Abadi Demangan Site...